Cerpen pendek yang ditulis oleh salah satu YODANGERS dengan akun twitter nya @mouniqamiya sebenarnya masih banyak cerita dikirim sama pemilik nama asli Linda dan berprofesi sebagai guru Bahasa Indonesia disalah satu Sekolah Dasar di kota Magelang Jawa Tengah ini, atau kami para admin biasa memanggilnya dengan sebutan 'bu guluk' mluehehehe...
Ada beberapa yang mengisahkan tentang kalung dengan bandul batu hijau yang pada awal penampilan YODA di Indonesian Idol 2012 selalu melekat didadanya.. Nanti akan kami share, tapi sebelumnya kami bagikan dulu cerpen dari @mouniqamiya ini ;), enjoy bor
Ada beberapa yang mengisahkan tentang kalung dengan bandul batu hijau yang pada awal penampilan YODA di Indonesian Idol 2012 selalu melekat didadanya.. Nanti akan kami share, tapi sebelumnya kami bagikan dulu cerpen dari @mouniqamiya ini ;), enjoy bor
'IN ADMIN EYES'
Pukul 11 tepat. Siang menggelayut mendung, kerjaanku masih menumpuk, begitu juga dengan pria-pria disekelilingku.
Aku sungguh sibuk sekarang,
hanya ditemani secangkir susu hangat dengan cemilan yang tak seberapa.
*Ping*
Nada yang berulang-ulang terdengar dan sudah menjadi nada wajibku sehari-hari. Hampir 6 bulan sudah, aku dihinggapi dengan kesibukan yang lebih berat dari biasanya. Bukan karena sengaja, tapi memang beginilah keadaannya sekarang.
Aku dan beberapa temanku kini memasukkan jadwal ritual mendengarkan nada *ping*walau sebenarnya sedikit terganggu. Hey, tentu itu hanya‘sedikit’, terutama aku, ritual ini justru membuatku seperti seorang penyiar radio.
Aku dan beberapa temanku kini memasukkan jadwal ritual mendengarkan nada *ping*walau sebenarnya sedikit terganggu. Hey, tentu itu hanya‘sedikit’, terutama aku, ritual ini justru membuatku seperti seorang penyiar radio.
Aku ada untuknya, untuk mereka, dan untuk siapapunyang ingin mengetahuinya. Aku tak bisa menunjukkansemua perasaanku, aku selalu merasa di sinilah rumahbaruku. Sama dengan cewek ceriwis yang selalu nyerocosdi balik speaker balok itu. Aku juga sama dengannya yangselalu memberikan lagu-lagu dan informasi tentang priaitu. Meski aku rela mereka selalu bertanya tentang priaitu, meski aku sedikit menelan ludah dan tidak jarangmenggeleng-gelengkan kepala, ketika tahu banyak gadis-gadis semakin memuja pria itu.
Secara batin, aku mungkin tak terlalu mengenalnya, tapi aku sangat mengertinya. Bagaimanapun kami punya pengertian yang sama satu sama lain, aku, dia, sekelilingnya, yang dulu tak mengenalnya kini jadi lebih mengenalnya.
Seperti hari ini, aku masih sempat menyempatkan diriuntuk menyapa mereka, aku memilih untuk menemani“massa” yang berada di hadapanku sedari malam. Segelas susu ditemani sebatang Dunhill Mild membuatsantai pikiranku. Apa aku dan mereka terlalu misterius sampai orang-orang di hadapanku justru inginmengetahui kami luar dan dalam?
Aku tertawa kecilsambil berdehem, itu bukan tujuan utama, tujuan utamakami adalah pria itu, bukan kami sendiri.
Aku tertawa kecilsambil berdehem, itu bukan tujuan utama, tujuan utamakami adalah pria itu, bukan kami sendiri.
Sesekali pria kriwil di sebelahku melirik sambil terusmenggodaku, aku hanya memandangnya sambilmenyodorkan Ipadku,aku bermaksud agar dia jugamelihat apa yang orang-orang itu lakukan. Dia hanyamemandang tanpa berkata sepatah katapun. Kemudianmenyerahkan Ipad itu kembali.
“Edan…” katanya singkat.
Aku menuliskan sesuatu untuk orang-orang yang sedaritadi memperbincangkan adik, teman, sahabat, dan kakakkami. Aku mengucapkan terima kasih kepada merekadengan hashtag #Ceritafans yang tak henti-hentinyadiungkapkan oleh mereka. Maka, bertambah lagipekerjaanku, mengapresiasi kerja keran orang-orang diseberang sana, yang sudah susah payah membantukumemperkenalkan pria itu, seorang PrattyodaBhayangkara. Dan sayangnya, itu semua kami lakukandengan tulus, karena aku dan mereka juga samasayangnya denganmu!
TheRealOda!
TheRealOda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar